INAMKAY
A
|
ku
ingin membagi sedikit kisah persahabatan kami, tentang apa yang kita rasakan
dan kita alami saat kita bersama. Aku Luna , dan ke lima sahabatku yang lain,
ada Lisa , Tiara, Siska, Putri, dan Netta. Dan kami menamakan diri kami
“INAMKAY” itu karena kita berenam terikat dengan serangkaian kebiasaan kita
yang yah bisa di bilang , lucu dan unik mungkin. Tapi yang kita suka dari kita
masing-masing adalah kesolidtan kita ber enam. Kita terbentuk berawal dari
kebiasaan kita yang sering satu kelompok. Duduk saja kita berbaris, di sekolah
, saat upacara , bahkan saat kita sedang hang out atau weekend. Kita mungkin
baru saja kenal, namun kita berharap persahabatan kita sampai akhir nanti.
Sekalipun kelak memang kita akan memilih jalan kita masing-masing, namun semua
itu telah kami rencanakan sejak saat ini. Kami berjanji akan selalu meluangkan
waktu untuk kita. Selalu memahami setiap apa yang kita hadapi, kita mencoba
selalu ada untuk setiap kita yang sedang bersedih atau di rundug masalah. Apa
yang sedang kita rasakan, entah itu senang atau bahagia, kami basakan untuk
berbagi dan terbuka satu sama lain. Mungkin banyak orang yang menilai kita
norak, kampungan , lowgenk atau apalah. Tapi hanya satu kata-kata kita buat
mereka “WHAT EVER” suka-suka kita lah, mau mereka ngomong apapun kami nggak
akan peduli. Toh kita yang jalanin juga. Tapi kita juga akan menolerir orang
orang itu. Mungkin mereka sirik. Yeah maybe :)
Oke,
Aku akan menceritakan satu kejadian yang membantu kita mempererat persahabatan
kami. Saat itu kami di beri tugas oleh guru olah raga kami. Dan tugas yang di
berikan adalah kami harus membentuk grup senam dan akan di ujikan untuk
kenaikan kelas kami. Dan seperti biasa kami ber enam sangatlah berantusias.
Kami mulai mengatur jadwal latihan kami. Latihan awal adalah di rumahku. Kami
yang baru memulai latihan merasa bingung. Karena kita bukan instructor yang
bisa dengan mudah mendapat gerakan baru. Akhirnya kami memutuskan hari itu
untuk bergurau saja. Jadilah kami hanya bercanda dan tidak memulai latihan pada
hari itu. Kemudian hari esoknya kami kembali berkumpul untuk mempersiapkan
ujian praktek tersebut. “kali ini aku pengen latihan. Oke J udah deket kali hari H nya “ ucap Lisa yang
baru datang dan mengetahui kita sedang duduk-duduk santai di teras rumah. “iyah
ibuk, aku kemaren udah tanya sama kakak sepupuku, dia juga ngajarin aku
beberapa gerakan. Udah yuk kita coba!” jawab Netta. Kemudian Netta menunjukkan
rekaman gerakan yang di ajari oleh kakak sepupunya itu pada kita. Memang
gerakan dan lagu nya bagus. Namun yang lain merasa tidak enak jika harus
mencopas gerakan orang lain. Karena ini untuk ujian praktek kami. Akhirnya kami
mencari dan membuat lagu dan gerakan sendiri. Selepasnya “udah akh, pulang yuk,
capek nih. Besok di sambung lagi, yang penting kita udah dapat. Oh iya, besok
di rumahnya Netta aja yah.” ucap Tiara. “Oke seterah dah, jam berapa? Kayak
tadi ?” timpal Putri. “Oke Fix!” jawab Tiara sambil mengedipkan mata. Setelah
berpamitan merekapun pulang kerumah masing-masing.
Keesokan
harinya, kami berlatih seperti kemaren. Dan saat waktu menunjukkan pukul 10,
kami yang mulai jenuh mencari ide untuk menghilangkan rasa bete kita. “gimana
kalau jalan-jalan dan Ngopi-ngopi di caffe biasa?” ucap Siska yang sontak
mengagetkan kami dengan suaranya yang khas. “wah seru juga tuh, aku juga mau!”
sahut Lisa. “Iya udah tapi jangan lama-lama yah” Ucapku. Beberapa saat kemudian
kita berangkat. Dalam perjalanan tak henti-hentinya kami bergurau. Itulah kami.
Tak pernah lihat sikon. Dimanapun ada kita disitu pasti ada keramaian. Akhirnya
kita pun sampai pada tempat tujuan. Kita menghabiskan waktu dengan
bercengkrama. Dan kita pun melakukan ritual kita setiap ada moment kebersamaan.
Yups “SELVIE”. “Yuk yuk photo dulu” Ucap ku sambil mengeluarkan jurus andalan
kita. Dan kami pun berpose ria didepan camera handphone milikku. Setelah puas
kami pun pulang.
Di
hari esoknya. Tepatnya hari ketiga kita latihan. Saat itu hari minggu. Yah kalo
kata kami harinya anak pacaran lah. Hehehe, tapi memang weekend itu sering di
gunakan bagi yang punya ‘Pacar’ untuk ‘Pacaran’. Kebetulan saat itu yang jomblo
hanya aku dan Putri. Namun meski begitu kita tetap melaksanakan latihan, hanya
saja kita terhambat oleh Lisa karena pacarnya yang sedang ulan tahun. “Aku izin
yah, mau nganterin kado ke Izal, kasihan dia lagi ulang tahun” ucapnya memohon
pada kami. “Iyah udah tapi cepetan, jangan siang siang” Ucap Putri. Yah mungkin
pada saat itu kami merasa percaya dengannya. Sehingga kami memberi izin pada Lisa
untuk menemui kekasihnya. Dan kebetulan dia, Putri dan Netta belun membeli kaos
kaki kembar yang serupa dengan milikku, Tiara dan Siska. Sesaat kemudian dia
berangkat ke tempat tujuan. Kita menunggu mereka di rumah dengan mengedit-edit
lagu atau mengedit foto, ngemil , bahkan rumpi-rumpi. Biasa cewek.
3
jam berlalu.
Kami
yang sudah tidak bisa menunggu lagi akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan
sejenak ke manapun motor kami berjalan. “Kemana nih? Bete gua” Ucap Putri yang
dari tadi menekuk mukanya. “Nah lo, gimana kalo kita ke Tol yang masih dalam
proses pembuatan itu. Kan udah setengah jadi tuh.” Timpaku. Akhirnya kita pun
ke sana. Tiba-tiba Hpku Bergetar. “Iya, halo Assalamu’allaikum, ada apa?” Ucapku
yang sontak membuatku memberhentikan motorku secara tiba-tiba. “Kamu di mana?
Aku udah balik ke rumah, kamunya ndak ada?” Jawabnya bersungut-sugut. “Ilang,
salah sendiri kelamaan” langsung aku tutup telvonnya. “Dari siapa Lun?” Tanya Tiara.
“Biasa, mak mak rempong, dah balik yuk, nanti di omelin lagi sama mak-mak
rempongnya kita!”.
Beberapa
saat kemudian kami pun sampai di rumah, mereka berdua yang telah lama menunggu
kami menyambut dengan dua ekspresi yang berbeda. Si Netta menyambut kami dengan
muka cemas dan serba salah dan Lisa dengan mimik muka yang biasa-biasa saja.
Yah kami hanya bisa senyum melihat dua ekspresi berbeda itu. “Dari mana aja sih
kalian? Lama tahu nunggunya?” tanya Netta yang dari tadi takut sekali untuk
mengajukan pertanyaan pada kami. “Biasa ngobatin setres, ya kale situ
seneng-seneng di sini bete-bete, kita juga pengen seneng-seneng kale!” Jawab
Putri sekenanya. Akhirnya Netta pun memeluk Putri dan meminta maaf pada kami
semua. “Sorry ya bray aku nggak bermaksud kok buat ninggalin kalian tadi, aku
juga sebenernya nggak lama-lama. Berhubung jalanannya macet aja, sorry ya,
please jangan marah donk. L” Ucap Netta sembari memegang
tangan kami. Aku dan yang lain hanya bisa tersenyum dan mengelus dada. “Nggak
ada yang marah sama kamu yan, kami semua hanya ingin jalan-jalan tadi.” Ucapku
“Iyah yan, udah lah ngapaen sih harus kayak gini gini amat, yaudah nih kita
makan-makan aja mumpung ada camilan gratis” sambung Tiara di sambut gelak tawa
kami ber enam. Akhirnya Tiara dan Lisa pulang duluan. Tinggallah Putri, Siska ,
Netta yang masih betah berada di rumahku. Putri yang dari tadi seperti
menyimpan segudang pertanyaan, di ulasnya satu persatu. “Yan, kamu tadi dari
mana aja sih, kok lama banget ? kemaren Luna sama Tiara dan Siska aja nggak
sesiang ini? Ini siang banget loh?” Ucap Putri dengan nada serius. “Maaf , tadi
aku nganterin Lisa ketemuan dulu, aku sih mintanya udah bentar aja, eh malah di
lama-lamain mana sambil nge-Jus di caffe biasa itu lagi. Ya jadinya lama, maaf
ya aku nggak bermaksud kok , selepas beli kaos kaki pengennya sih aku langsungg
pulang, tapi Lisanya nggak mau.” Jawab Netta dengan penuh rasa bersalah. “Terus
habis itu? Masak ketemuan aja lama banget sih ? iya tahu di pacarnya lagi ulang
tahun. Tapi ya ga gitu-gitu amat dong, aku aja kemaren juga nganterin Tiara
ketemuan tapi ya nggak lama-lama amat, malah pacarnya Tiara kita ajak sekalian
buat beli kaos kaki dan kado ulang tahun buat pacarnya Lisa, kan kemaren Lisa
titip ke kita!” Sahutku. “Iya tahu tuh Lisa, di ajak pulang susah banget. Ya
apa boleh buat toh memang sudah terjadi, aku juga nggak bisa apa-apa juga? Kan
yang bawa motor Lisa, masak aku pulangnya ngesot sih? Iya kan? Tapi beneran aku
memang nggak bermaksud. Aku jadi kecewa sama diri aku sendiri L maaf ya L sebenarnya aku nggak pengen seperti ini.”
Cerocos Netta dengan penuh rasa bersalah. Setelah panjang lebar kami berbicara,
akhirnya kami memutuskan untuk tidak bicara dengan Lisa, sampai dia benar-benar
sadar akan kesalahannya.
Ke
esokan harinya Lisa yang sadar akan gelagat kami yang berbeda pun mulai
merasakan apa yang sedang terjadi. Dia mencoba mengajak becanda atau sekedar
berbicara dengan kami, namun kami tetap tidak menghiraukannya, karena kami
ingin dia benar-benar sadar dengan apa yang sudah di lakukannya dan membuat
kami kecewa. “Kalian kenapa sih? Kok semua jadi aneh begini sama aku?” tanyanya
pada kami. Namun kami tetap saja diam, namun akhirnya kami yang tidak tega
dengan diapun mulai membuka percakapan. “Gak papa!” jawab kami dengan serempak.
Lisa langsung datang mendekat pada kami dan memeluk kami, apa daya kami sangat
menyayangi setiap anggota INAMKAY, jadi tak ada alasan untuk menolak memberi
maaf padanya. “Maafin aku INAMKAY, aku janji nggak akan seperti itu lagi. Aku
janji saat aku bersama INAMKAY aku nggak akan pernah meninggalkan kalian.
Maafin aku L aku sayang sama kalian INAMKAYku L”Ucapnya di sambut tangis oleh INAMKAY yang
lain. Kami hanyut dalam tangis tersebut.”Kita sayang sama kamu Lis, tapi kamu
juga nggak bisa menggunakan kepercayaan kita dengan sembarangan. Kita kemaren
nungguin kamu loh. Kita sabar, mungkin waktu yang terlalu cepat berjalan,
hingga kita sedikit kehilangan kesabaran kita. Kita juga nggak maksud untuk
menjauhi kamu. Hanya saja kita pengen kamu sadar kalau kita juga ga suka kalau
kamu suruh tunggu lebih dari apa yang sudah kamu janjikan” Ucap Putri sambil
sesenggukan “Iyah aku minta maaf, aku salah maafin aku INAMKAY, aku sayang
kalian semua L” Sahut Lisa. ”Udah ah, apaan nih
, ngapain kita nangis, kita kan INAMKAY, gaboleh cengeng akh, Kita kan
wanita-wanita perkasa, masak ama beginian kita jadi sedih, harusnya kan kita
seneng- bahagia. Kok malah nangis gini. Walahh cengeng nih kalian J” Ucap Putri di sambut tawa oleh kami. “yaudh
daripada nangis-nangis nggak jelas, mending kita Joged joged aja gimana?
Daripada bete-bete gini hayo ?” Ucapku langsung menuju laptopku. “Ayo Oprator.
Mainkan” Sahut Netta. Jadilah kami melepas semua beban dengan gila-gilaan bersama.
Kita berjanji nggak akan pernah mengganggu waktu INAMKAY saat kita bersama.
Masalah pacar mah belakangan, saat kita semua sendiri. Tapi kalau lagi sama
INAMKAY kita harus menumpahkan seluruh waktunya hanya bersama INAMKAY. Dan itu
komitmen kita.
Kita
juga sering berdo’a bahwa kita akan selalu seperti ini. Bersama-sama setiap
saat, meski kelak memang kita akan terpisah oleh jarak , waktu dan keadaan.
Namun kami akan coba terus untuk mencari jarak, waktu dan keadaan itu, agar
kita tetap bisa bersama.
Kami
juga sering bermimpi, ketika kami sudah menikah, mempunyai anak dan memiliki
kehidupan kami masing-masing kami akan terus berkumpul disini, bercanda bersama,
nongkrong-nongkrong bareng. Bahkan kita juga akan mengajak suami-suami kita
kelak nongkrong-nongkrong dan berkumpul bersama dan pula bersama INAMKAY.
Karena INAMKAY ada karena kita.
Kami
akan selalu menjaga keluarga kedua kami agar tetap utuh. Mungkin ini hanya
keluarga kecil, tapi suatu saat akan menjadi keluarga yang bahagia. Kami yakin
akan hal itu. Dan Kami tak mau terpisahkan, apalagi karena masalah kecil atau
apalah. Kami akan mencoba menjadikan masalah sebagai jalan kita menuju
keharmonisan kita yang lebih. Kita adalah kita, INAMKAY takkan pernah terpisah.
Dan aku yakin akan itu.
I’m
Believe :)
If
someday INAMKAY won’t Separate :)
#DESY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar