Translate

Jumat, 29 Agustus 2014

INAMKAY



INAMKAY
A
ku ingin membagi sedikit kisah persahabatan kami, tentang apa yang kita rasakan dan kita alami saat kita bersama. Aku Luna , dan ke lima sahabatku yang lain, ada Lisa , Tiara, Siska, Putri, dan Netta. Dan kami menamakan diri kami “INAMKAY” itu karena kita berenam terikat dengan serangkaian kebiasaan kita yang yah bisa di bilang , lucu dan unik mungkin. Tapi yang kita suka dari kita masing-masing adalah kesolidtan kita ber enam. Kita terbentuk berawal dari kebiasaan kita yang sering satu kelompok. Duduk saja kita berbaris, di sekolah , saat upacara , bahkan saat kita sedang hang out atau weekend. Kita mungkin baru saja kenal, namun kita berharap persahabatan kita sampai akhir nanti. Sekalipun kelak memang kita akan memilih jalan kita masing-masing, namun semua itu telah kami rencanakan sejak saat ini. Kami berjanji akan selalu meluangkan waktu untuk kita. Selalu memahami setiap apa yang kita hadapi, kita mencoba selalu ada untuk setiap kita yang sedang bersedih atau di rundug masalah. Apa yang sedang kita rasakan, entah itu senang atau bahagia, kami basakan untuk berbagi dan terbuka satu sama lain. Mungkin banyak orang yang menilai kita norak, kampungan , lowgenk atau apalah. Tapi hanya satu kata-kata kita buat mereka “WHAT EVER” suka-suka kita lah, mau mereka ngomong apapun kami nggak akan peduli. Toh kita yang jalanin juga. Tapi kita juga akan menolerir orang orang itu. Mungkin mereka sirik. Yeah maybe :)
Oke, Aku akan menceritakan satu kejadian yang membantu kita mempererat persahabatan kami. Saat itu kami di beri tugas oleh guru olah raga kami. Dan tugas yang di berikan adalah kami harus membentuk grup senam dan akan di ujikan untuk kenaikan kelas kami. Dan seperti biasa kami ber enam sangatlah berantusias. Kami mulai mengatur jadwal latihan kami. Latihan awal adalah di rumahku. Kami yang baru memulai latihan merasa bingung. Karena kita bukan instructor yang bisa dengan mudah mendapat gerakan baru. Akhirnya kami memutuskan hari itu untuk bergurau saja. Jadilah kami hanya bercanda dan tidak memulai latihan pada hari itu. Kemudian hari esoknya kami kembali berkumpul untuk mempersiapkan ujian praktek tersebut. “kali ini aku pengen latihan. Oke J udah deket kali hari H nya “ ucap Lisa yang baru datang dan mengetahui kita sedang duduk-duduk santai di teras rumah. “iyah ibuk, aku kemaren udah tanya sama kakak sepupuku, dia juga ngajarin aku beberapa gerakan. Udah yuk kita coba!” jawab Netta. Kemudian Netta menunjukkan rekaman gerakan yang di ajari oleh kakak sepupunya itu pada kita. Memang gerakan dan lagu nya bagus. Namun yang lain merasa tidak enak jika harus mencopas gerakan orang lain. Karena ini untuk ujian praktek kami. Akhirnya kami mencari dan membuat lagu dan gerakan sendiri. Selepasnya “udah akh, pulang yuk, capek nih. Besok di sambung lagi, yang penting kita udah dapat. Oh iya, besok di rumahnya Netta aja yah.” ucap Tiara. “Oke seterah dah, jam berapa? Kayak tadi ?” timpal Putri. “Oke Fix!” jawab Tiara sambil mengedipkan mata. Setelah berpamitan merekapun pulang kerumah masing-masing.
Keesokan harinya, kami berlatih seperti kemaren. Dan saat waktu menunjukkan pukul 10, kami yang mulai jenuh mencari ide untuk menghilangkan rasa bete kita. “gimana kalau jalan-jalan dan Ngopi-ngopi di caffe biasa?” ucap Siska yang sontak mengagetkan kami dengan suaranya yang khas. “wah seru juga tuh, aku juga mau!” sahut Lisa. “Iya udah tapi jangan lama-lama yah” Ucapku. Beberapa saat kemudian kita berangkat. Dalam perjalanan tak henti-hentinya kami bergurau. Itulah kami. Tak pernah lihat sikon. Dimanapun ada kita disitu pasti ada keramaian. Akhirnya kita pun sampai pada tempat tujuan. Kita menghabiskan waktu dengan bercengkrama. Dan kita pun melakukan ritual kita setiap ada moment kebersamaan. Yups “SELVIE”. “Yuk yuk photo dulu” Ucap ku sambil mengeluarkan jurus andalan kita. Dan kami pun berpose ria didepan camera handphone milikku. Setelah puas kami pun pulang.
Di hari esoknya. Tepatnya hari ketiga kita latihan. Saat itu hari minggu. Yah kalo kata kami harinya anak pacaran lah. Hehehe, tapi memang weekend itu sering di gunakan bagi yang punya ‘Pacar’ untuk ‘Pacaran’. Kebetulan saat itu yang jomblo hanya aku dan Putri. Namun meski begitu kita tetap melaksanakan latihan, hanya saja kita terhambat oleh Lisa karena pacarnya yang sedang ulan tahun. “Aku izin yah, mau nganterin kado ke Izal, kasihan dia lagi ulang tahun” ucapnya memohon pada kami. “Iyah udah tapi cepetan, jangan siang siang” Ucap Putri. Yah mungkin pada saat itu kami merasa percaya dengannya. Sehingga kami memberi izin pada Lisa untuk menemui kekasihnya. Dan kebetulan dia, Putri dan Netta belun membeli kaos kaki kembar yang serupa dengan milikku, Tiara dan Siska. Sesaat kemudian dia berangkat ke tempat tujuan. Kita menunggu mereka di rumah dengan mengedit-edit lagu atau mengedit foto, ngemil , bahkan rumpi-rumpi. Biasa cewek.
3 jam berlalu.
Kami yang sudah tidak bisa menunggu lagi akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan sejenak ke manapun motor kami berjalan. “Kemana nih? Bete gua” Ucap Putri yang dari tadi menekuk mukanya. “Nah lo, gimana kalo kita ke Tol yang masih dalam proses pembuatan itu. Kan udah setengah jadi tuh.” Timpaku. Akhirnya kita pun ke sana. Tiba-tiba Hpku Bergetar. “Iya, halo Assalamu’allaikum, ada apa?” Ucapku yang sontak membuatku memberhentikan motorku secara tiba-tiba. “Kamu di mana? Aku udah balik ke rumah, kamunya ndak ada?” Jawabnya bersungut-sugut. “Ilang, salah sendiri kelamaan” langsung aku tutup telvonnya. “Dari siapa Lun?” Tanya Tiara. “Biasa, mak mak rempong, dah balik yuk, nanti di omelin lagi sama mak-mak rempongnya kita!”.
Beberapa saat kemudian kami pun sampai di rumah, mereka berdua yang telah lama menunggu kami menyambut dengan dua ekspresi yang berbeda. Si Netta menyambut kami dengan muka cemas dan serba salah dan Lisa dengan mimik muka yang biasa-biasa saja. Yah kami hanya bisa senyum melihat dua ekspresi berbeda itu. “Dari mana aja sih kalian? Lama tahu nunggunya?” tanya Netta yang dari tadi takut sekali untuk mengajukan pertanyaan pada kami. “Biasa ngobatin setres, ya kale situ seneng-seneng di sini bete-bete, kita juga pengen seneng-seneng kale!” Jawab Putri sekenanya. Akhirnya Netta pun memeluk Putri dan meminta maaf pada kami semua. “Sorry ya bray aku nggak bermaksud kok buat ninggalin kalian tadi, aku juga sebenernya nggak lama-lama. Berhubung jalanannya macet aja, sorry ya, please jangan marah donk. L” Ucap Netta sembari memegang tangan kami. Aku dan yang lain hanya bisa tersenyum dan mengelus dada. “Nggak ada yang marah sama kamu yan, kami semua hanya ingin jalan-jalan tadi.” Ucapku “Iyah yan, udah lah ngapaen sih harus kayak gini gini amat, yaudah nih kita makan-makan aja mumpung ada camilan gratis” sambung Tiara di sambut gelak tawa kami ber enam. Akhirnya Tiara dan Lisa pulang duluan. Tinggallah Putri, Siska , Netta yang masih betah berada di rumahku. Putri yang dari tadi seperti menyimpan segudang pertanyaan, di ulasnya satu persatu. “Yan, kamu tadi dari mana aja sih, kok lama banget ? kemaren Luna sama Tiara dan Siska aja nggak sesiang ini? Ini siang banget loh?” Ucap Putri dengan nada serius. “Maaf , tadi aku nganterin Lisa ketemuan dulu, aku sih mintanya udah bentar aja, eh malah di lama-lamain mana sambil nge-Jus di caffe biasa itu lagi. Ya jadinya lama, maaf ya aku nggak bermaksud kok , selepas beli kaos kaki pengennya sih aku langsungg pulang, tapi Lisanya nggak mau.” Jawab Netta dengan penuh rasa bersalah. “Terus habis itu? Masak ketemuan aja lama banget sih ? iya tahu di pacarnya lagi ulang tahun. Tapi ya ga gitu-gitu amat dong, aku aja kemaren juga nganterin Tiara ketemuan tapi ya nggak lama-lama amat, malah pacarnya Tiara kita ajak sekalian buat beli kaos kaki dan kado ulang tahun buat pacarnya Lisa, kan kemaren Lisa titip ke kita!” Sahutku. “Iya tahu tuh Lisa, di ajak pulang susah banget. Ya apa boleh buat toh memang sudah terjadi, aku juga nggak bisa apa-apa juga? Kan yang bawa motor Lisa, masak aku pulangnya ngesot sih? Iya kan? Tapi beneran aku memang nggak bermaksud. Aku jadi kecewa sama diri aku sendiri L maaf ya L sebenarnya aku nggak pengen seperti ini.” Cerocos Netta dengan penuh rasa bersalah. Setelah panjang lebar kami berbicara, akhirnya kami memutuskan untuk tidak bicara dengan Lisa, sampai dia benar-benar sadar akan kesalahannya.
Ke esokan harinya Lisa yang sadar akan gelagat kami yang berbeda pun mulai merasakan apa yang sedang terjadi. Dia mencoba mengajak becanda atau sekedar berbicara dengan kami, namun kami tetap tidak menghiraukannya, karena kami ingin dia benar-benar sadar dengan apa yang sudah di lakukannya dan membuat kami kecewa. “Kalian kenapa sih? Kok semua jadi aneh begini sama aku?” tanyanya pada kami. Namun kami tetap saja diam, namun akhirnya kami yang tidak tega dengan diapun mulai membuka percakapan. “Gak papa!” jawab kami dengan serempak. Lisa langsung datang mendekat pada kami dan memeluk kami, apa daya kami sangat menyayangi setiap anggota INAMKAY, jadi tak ada alasan untuk menolak memberi maaf padanya. “Maafin aku INAMKAY, aku janji nggak akan seperti itu lagi. Aku janji saat aku bersama INAMKAY aku nggak akan pernah meninggalkan kalian. Maafin aku L aku sayang sama kalian INAMKAYku L”Ucapnya di sambut tangis oleh INAMKAY yang lain. Kami hanyut dalam tangis tersebut.”Kita sayang sama kamu Lis, tapi kamu juga nggak bisa menggunakan kepercayaan kita dengan sembarangan. Kita kemaren nungguin kamu loh. Kita sabar, mungkin waktu yang terlalu cepat berjalan, hingga kita sedikit kehilangan kesabaran kita. Kita juga nggak maksud untuk menjauhi kamu. Hanya saja kita pengen kamu sadar kalau kita juga ga suka kalau kamu suruh tunggu lebih dari apa yang sudah kamu janjikan” Ucap Putri sambil sesenggukan “Iyah aku minta maaf, aku salah maafin aku INAMKAY, aku sayang kalian semua L” Sahut Lisa. ”Udah ah, apaan nih , ngapain kita nangis, kita kan INAMKAY, gaboleh cengeng akh, Kita kan wanita-wanita perkasa, masak ama beginian kita jadi sedih, harusnya kan kita seneng- bahagia. Kok malah nangis gini. Walahh cengeng nih kalian J” Ucap Putri di sambut tawa oleh kami. “yaudh daripada nangis-nangis nggak jelas, mending kita Joged joged aja gimana? Daripada bete-bete gini hayo ?” Ucapku langsung menuju laptopku. “Ayo Oprator. Mainkan” Sahut Netta. Jadilah kami melepas semua beban dengan gila-gilaan bersama. Kita berjanji nggak akan pernah mengganggu waktu INAMKAY saat kita bersama. Masalah pacar mah belakangan, saat kita semua sendiri. Tapi kalau lagi sama INAMKAY kita harus menumpahkan seluruh waktunya hanya bersama INAMKAY. Dan itu komitmen kita.
Kita juga sering berdo’a bahwa kita akan selalu seperti ini. Bersama-sama setiap saat, meski kelak memang kita akan terpisah oleh jarak , waktu dan keadaan. Namun kami akan coba terus untuk mencari jarak, waktu dan keadaan itu, agar kita tetap bisa bersama.
Kami juga sering bermimpi, ketika kami sudah menikah, mempunyai anak dan memiliki kehidupan kami masing-masing kami akan terus berkumpul disini, bercanda bersama, nongkrong-nongkrong bareng. Bahkan kita juga akan mengajak suami-suami kita kelak nongkrong-nongkrong dan berkumpul bersama dan pula bersama INAMKAY. Karena INAMKAY ada karena kita.
Kami akan selalu menjaga keluarga kedua kami agar tetap utuh. Mungkin ini hanya keluarga kecil, tapi suatu saat akan menjadi keluarga yang bahagia. Kami yakin akan hal itu. Dan Kami tak mau terpisahkan, apalagi karena masalah kecil atau apalah. Kami akan mencoba menjadikan masalah sebagai jalan kita menuju keharmonisan kita yang lebih. Kita adalah kita, INAMKAY takkan pernah terpisah. Dan aku yakin akan itu.
I’m Believe :)
If someday INAMKAY won’t Separate :) 

#DESY

KAMI MENUNGGUMU

Ketika Sang Fajar Naik Ke tempat peraduannya
Kami menunggumu
Ketika Sang Senja telah kembali ke tempat persembunyiannya
Kami tetap menunggumu

Walau hati ingin berlalu
Kami kan menunggumu
Walau tak akan ada lagi kebenaran di dunia ini
Kami tetap menunggumu

Biar kami menunggumu
Biar kami menantimu...
Biar kami berjuang untukmu
Biarkanlah...

Kami ada untuk bahagia..
Kami datang untuk bahagia..
Kami akan menunggumu
Karena tujuan kita adalah KAMU..

BAHAGIA :)

#Desy

Rabu, 27 Agustus 2014

Sahabat

Andai Kita Abadi
Aakkan Pernah kita tuk ingkari janji-janji
Andai kita Abadi
Takkan pernah waktu habis kita Lewati
Andai kita Abadi
Biar semua berlari kita tetap sehati
Andai kita abadi
Takkan lelah kita disini
Meski tertatih..
Namun tetap kita bersama di sini.
Karena kita INAMKAY

#Desy